Mengidentifikasi Laporan Hasil Observasi

Laporan hasil observasi merupakan pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X. Target yang diharapkan setelah mempelajari materi ini, pembelajar mampu mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan baik secara lisan maupun tulisan.

Selain itu, pembelajar juga mampu menginterpretasikan isi dari teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi secara lisan maupun tulisan.

Bahasa Indonesia Kelas 10

Apakah Laporan Hasil Observasi Itu?

Laporan merupakan penyampaian hasil kegiatan baik secara perseorangan maupun kelompok yang pembuatannya didasarkan pada data dan fakta yang sebenarnya. 

Sedangkan observasi merupakan peninjauan atau pengamatan secara cermat. Bila demikian, laporan hasil observasi merupakan penyampaian suatu kegiatan melalui pengamatan secara cermat sesuai dengan data dan fakta. 

Laporan hasil observasi tidak boleh berdasarkan rekayasa ataupun imajinasi. Bila begitu laporan hasil observasi merupakan sesuatu yang sudah terjadi. Oleh karenanya dalam mempelajari materi ini bekalnya adalah menggunakan pancaindra sebaik-baiknya agar bisa membuat laporan hasil pengamatan sedetail mungkin.

Laporan hasil observasi terbagi menjadi tiga kategori umum, diantaranya: fenomena alam, peristiwa budaya, dan kondisi sosial. 

Laporan hsil observasi kategori fenomena alam meliputi hewan, tumbuhan, dan keadaan lingkungan. Untuk peristiwa budaya meliputi bahasa, seni, dan adat istiadat. 

Sedangkan laporan hasil observasi kategori kondisi sosial meliputi transportasi, hukum, dan juga bendidikan. Sampai disini tentunya sudah terbayang apa yang akan menjadi pelajaran dalam materi ini?

Agar bisa lebih mendapatkan gambaran, coba simaklah teks berikut.


Pembelajaran pada Masa COVID-19

Dunia pendidikan saat ini tengah menghadapi masalah yang cukup sulit, salah satunya kurikulum 2013 yang belum dipahami sepenuhnya. Ditambah lagi konsep Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim, mengenai Indonesia merdeka belajar. 

Lalu muncul lagi kurikulum penyederhanaan dalam kondisi darurat, yang juga membuat para guru makin gamang tentang pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Masalah-masalah tersebut merupakan tantangan bagi para guru demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Saat ini, tantangan para guru bertambah lagi dengan adanya wabah COVID-19 yang tak kunjung usai. COVID-19 adalah bencana nasional yang telah ditetapkan pemerintah karena penyebaran virusnya sangat cepat dan menyebabkan kematian. 

Pemerintah berusaha untuk menghambat penyebaran COVID-19 ini dengan memberikan imbauan pada masyarakat untuk melakukan physical distancing dengan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah saja.

Kondisi ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat, terutama para guru, orang tua, dan juga peserta didik. 

Para guru dituntut untuk tetap bisa memberikan pembelajaran kepada peserta didik melalui online. Padahal, guru-guru juga terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan guru literat IT, golongan guru aliterat IT, dan golongan guru Iliterat IT.

Guru literat IT merupakan guru yang mampu mengetahui berbagai bentuk media dan etika dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Guru-guru ini tentunya sudah terbiasa dalam memberikan pelajaran kepada peserta didiknya dengan menggunakan media internet. Bagi guru ini, pembelajaran secara online bagi mereka bukanlah hal yang luar biasa.

Selanjutnya, ada guru aliterat IT merupakan guru yang tahu IT dan paham IT, tetapi jarang atau belum memanfaatkan teknologi dalam memberikan pelajaran kepada peserta didiknya. Guru ini lebih terpaku dalam pembelajaran di dalam kelas. Menggunakan internet dalam pembelajaran pun hampir jarang dilakukan.

Sedangkan guru iliterat IT merupakan guru yang buta IT, sehingga tidak mampu memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Guru-guru ini masih menggunakan metode dan media pembelajaran model lama. Bisa dikatakan mereka sama sekali tidak pernah menggunakan teknologi. Faktor utamanya fasilitas sarana dan prasananya yang tidak ada.

Ketiga golongan guru inilah yang menjadi kenyataan di lapangan. Guru-guru ini yang akan menghadapi para peserta didik. Kondisi ini, tidak hanya berdampak pada dunia pendidikan Indonesia, tetapi di seluruh dunia. 

Organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB UNESCO menyebutkan hampir 300 juta siswa diseluruh dunia terganggu sekolahnya dan juga terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Bahkan di Indonesia sendiri, Kemendikbud memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020. Kegiatan belajar pun dilakukan di rumah, dan para guru pun diminta untuk membuat rencana pembelajarannya.

Tentu saja, hal itu bukanlah perkara yang mudah. Untuk mengubah kebiasaan mengajar di depan kelas menjadi mengajar virtual, sangat tidak gampang.

Dalam hal ini, bukan hanya guru yang harus beradaptasi, melainkan orang tua dan peserta didik juga harus beradaptasi dengan kondisi ini. Orang tua harus bersedia mendampingi anaknya belajar di rumah.

Bagi siswa tertentu awalnya menyenangkan, tetapi akan membosankan jika berjalan terlalu lama.Orang tua mulai kerepotan mendampingi anaknya karena aktivitas lain yang berbarengan dengan belajar anak menjadi terganggu.

Makin lama, pembelajaran tidak lagi menyenangkan bagi peserta didik, tetapi sebaliknya justru jenuh dan membosankan. Para siswa rindu ke sekolah.

Walau demikian, ada hal yang bisa diambil manfaatnya dari pandemi ini, berupa kesiapan guru dalam kondisi apapun dan juga kreativitas guru dalam pembelajarannya kepada peserta didik. 

Guru-guru diharapkan tidak hanya memberikan tugas-tugas saja kepada peserta didik yang membuat stres. Guru juga harus bisa mengubah kebiasaannya dalam mengajar. 

Bila sebelumnya guru terbiasa mengajar dari konten kemudian proses. Karena kondisi pandemi ini, maka pembelajaran pun harus disesuaikan. Para guru harus terbiasa mulai mengajar dari proses baru kemudian kontennya. 

Hal ini membutuhkan pelatihan untuk para guru. Selain itu, guru juga harus siap membuka diri terhadap kemajuan teknologi demi kepentingan dan kemajuan peserta didik serta pendidikan di Indonesia.

(Sumber: Indri Anatya Permatasari)


Teks diatas merupakan laporan hasil observasi dari pengamatan yang dialami penulis. Dalam hal ini penulis adalah seorang guru maka ia pun melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan profesinya. Bisakah ditemukan ciri khas dari teks tersebut?

Ciri-Ciri Laporan Hasil Observasi

Bila sebelumnya pernah mempelajari teks deskripsi, sekilas laporan hasil observasi itu nampak mirip dengan teks deskripsi yang menjadi pelajaran SMP.

Namun bila dicermati, akan nampak perbedaannya. Perbedaannya dari tujuan teks deskripsi yang hanya mengajak pembaca seolah-olah langsung merasakan apa yang sedang dijelaskan pada teks tersebut.

Sedangkan tujuan dari laporan hasil observasi berdasarkan adalah memberikan informasi secara objektif dan faktual yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan penulis. 

Tujuan lainnya, yaitu memberikan informasi terbaru, mengatasi suatu persoalan, agar bisa mengambil keputusan yang lebih efektif. Selain itu bertujuan untuk melakukan pengawasan dan/atau perbaikan, serta untuk mengetahui perkembangan suatu permasalahan.

Beberapa ciri khas dari teks laporan hasil observasi diatas, bisa dijelaskan antara lain:

Mengandung Fakta

Beberapa fakta yang dipaparkan pada teks diatas antara lain.

  • COVID-19 adalah bencana nasional yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
  • Pemerintah berusaha menghambat penyebaran COVID-19 dengan memberikan imbauan pada masyarakat untuk melakukan physical distancing serta bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah.
  • Guru terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan guru literat IT, golongan guru aliterat IT, dan golongan guru Iliterat IT.
  • Organisasi pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan PBB UNESCO menyebutkan hampir 300 juta siswa yang ada di seluruh dunia terganggu sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.
  • Kemendikbud memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020.
  • Kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah.
  • Guru-guru diminta untuk membuat rencana pembelajaran.
  • Orang tua ikut mendampingi anaknya belajar di rumah.
  • Orang tua mulai kerepotan mendampingi anaknya karena berbenturan dengan aktivitas lain yang berbarengan dengan kegiatan belajar anak.

Bersifat Objektif

Bisa dibuktikan dari tidak adanya keberpihakan penulis terhadap hal-hal yang dilaporkan. Dalam hal ini tidak ada yang ditutupi untuk kepentingan pihak tertentu, dengan tidak adanya kata ganti orang pertama, tetapi terdapat kata ganti orang ketiga atau kata benda sebagai objek.

Contohnya:

Dunia pendidikan saat ini tengah menghadapi masalah yang cukup sulit, salah satunya kurikulum 2013 yang belum dipahami sepenuhnya. Ditambah lagi konsep Menteri Pendidikan yang baru, Nadiem Makarim, mengenai Indonesia merdeka belajar. 

Lalu muncul lagi kurikulum penyederhanaan dalam kondisi darurat, yang juga membuat para guru makin gamang tentang pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Masalah-masalah tersebut merupakan tantangan bagi para guru demi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


Ditulis Lengkap dan Menyeluruh

Ciri khas dari laporan hasil observasi yang lain adalah ditulis secara rinci dan detail sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh penulis. Misalnya terdapat deskripsi dibagian dalam laporannya.

Contohnya:

Guru literat IT merupakan guru yang mampu mengetahui berbagai bentuk media dan etika dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Guru-guru ini tentunya sudah terbiasa dalam memberikan pelajaran kepada peserta didiknya dengan menggunakan media internet. Bagi guru ini, pembelajaran secara online bagi mereka bukanlah hal yang luar biasa.

Bersifat Kekinian atau Terbaru

Berita, pengamatan ataupun kegiatan yang dilaporkan merupakan sebuah fenomena terbaru yang harus segera diketahui oleh pembaca.

Misalnya:

Laporan hasil observasi pembelajaran pada Masa COVID-19 adalah fenomena yang sedang terjadi saat ini.

Menambah Pengetahuan dan Wawasan Pembacanya

Laporan hasil observasi ini memberikan pengetahuan di antaranya, tentang coronavirus dan adanya pembagian tipe guru pada pembelajaran yang menggunakan media IT.

Contohnya:

COVID-19 adalah bencana nasional yang telah ditetapkan pemerintah karena penyebaran virusnya sangat cepat dan menyebabkan kematian. Pemerintah berusaha untuk menghambat penyebaran COVID-19 ini dengan memberikan imbauan pada masyarakat untuk melakukan physical distancing serta bekerja, belajar dan beribadah dari rumah saja.

Kondisi ini merupakan hal yang baru bagi masyarakat, terutama para guru, orang tua, dan juga peserta didik. Para guru dituntut untuk tetap bisa memberikan pembelajaran kepada peserta didik melalui online. Padahal, guru-guru juga terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan guru literat IT, golongan guru aliterat IT, dan golongan guru Iliterat IT.


Sampai disini sudah bisa menemukan ya ciri-ciri laporan hasil observasi berdasarkan bacaan yang disajikan. Silahkan dicoba dengan menemukan ciri-ciri laporan hasil observasi pada teks lainnya.

Fungsi Laporan Hasil Observasi

Laporan hasil observasi masuk ke dalam ragam teks berbasis fakta. Oleh karenanya hal-hal yang disampaikan di dalamnya haruslah faktual. Seperti fakta yang disajikan pada teks laporan hasil observasi yang berjudul ”Pembelajaran pada Masa COVID-19”, yang berisi kendala guru menyikapi pembelajaran dengan mewabahnya COVID-19 (Corona Virus Disease 2019).

Didalam laporan hasil observasinya, tidak hanya dipaparkan perihal pembelajaran atau wabah Covid-19 saja. Akan tetapi juga tentang objek-objek yang bersifat umum lainnya, seperti kurikulum, bahaya coronavirus, dampak Covid-19 terhadap pembelajaran, baik dari sisi peserta didik, guru, maupun orang tua. 

Cara pengumpulan faktanya juga bisa dilakukan dengan menggunakan sejumlah referensi lain, pengamatan biasa, ataupun dengan media cetak atau internet. Melalui cara tersebut, suatu objek bisa digambarkan dengan kata-kata secara jelas sehingga pembaca dapat memperoleh gambaran umum tentang objek tersebut, baik itu berupa suasana, kondisi, ataupun pelaksanaan suatu kegiatan ataupun yang lainnya. 

Wujud teks laporan hasil observasi dapat berupa artikel, makalah, ataupun laporan penelitian. Adapun dalam suatu laporan, posisi laporan observasi terdapat dua jenis, yaitu pertama berdasarkan pengamatan tentang suatu objek ataupun fenomena. Laporan ini berfungsi untuk memberikan wawasan ataupun pengetahuan, juga memberitahukan kepada pihak berwenang terkait suatu fakta-fakta yang ada di dalamnya. 

Selanjutnya, fakta-fakta yang ada bisa dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan. Contohnya dari teks laporan hasil observasi kerusakan lingkungan; fakta-fakta yang ada di dalamnya bisa dijadikan dasar bagi pihak-pihak terkait untuk melakukan sejumlah tindakan mengatasi persoalan tersebut.

Kedua, ada pula laporan observasi yang bersisi tentang suatu kegiatan, perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya. Laporan ini berfungsi sebagai sebuah bentuk pertanggungiawaban atas suatu kegiatan yang dilaksanakan penulisnya. 

Melalui laporan tersebut penulis harus memaparkan berbagai hal yang sudah dilakukan. Penulis harus menjelaskan kegiatan-kegiatan penting yang telah dilakukan selama melakukan observasi atas objek tertentu beserta hasil-hasilnya. 

Bila demikian, laporan hasil observasi secara umum berfungsi sebagai alat pendokumentasian suatu objek atau suatu kegiatan. Berdasarkan keterangan tersebut, fungsi dari laporan hasil observasi antara lain:

  1. Laporan observasi tentang suatu objek ataupun fenomena berfungsi untuk memberikan wawasan ataupun pengetahuan. Memberitahukan kepada pihak berwenang atau terkait tentang fakta-fakta yang ada di dalamnya.
  2. Laporan observasi tentang suatu kegiatan, perjalanan, penelitian lapangan, penelitian laboratorium, dan sejenisnya berfungsi sebagai bentuk pertanggungiawaban atas suatu kegiatan yang dilaksanakan penulisnya.

Dengan kedua bekal ini, yaitu memahami ciri-ciri dan fungsi laporan hasil observasi diharapkan pembelajar bisa mengidentifikasi isi laporan hasil observasi.


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama