Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Materi ini merupakan pelajaran Ekonomi Kelas 12, yang akan membahas mengenai peran akuntansi sebagai sistem informasi bagi perusahaan atau sebuah organisasi. Laporan keuangan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi, dan menjadi bagian penting dalam sebuah organisasi.

Pengertian Akuntansi

Akuntansi atau biasa disebut dengan bahasa bisnis, itu karena akuntansi bisa memberikan informasi mengenai keadaan suatu perusahaan. Informasi itu kemudian digunakan sebagai alat ukur maju atau mundurnya sebuah perusahaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


Secara bahasa, akuntansi disebut to account yang bermakna menghitung atau mempertanggungjawabkan, sehingga menjadi accounting.

Carls Warren, dkk dalam bukunya yang berjudul Accounting mengungkapkan, “Accounting can be defined as information system that provides reports to stakeholders about the economic activities and condition of a business

Soemarsono S.R. (2004) mengungkapkan bahwa akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Sedangkan menurut Asosiasi Akuntansi Amerika atau American Accounting Association (AAA), akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi yang memungkinkan pengambilan keputusan dan penilaian yang jelas serta tidak membingungkan oleh penggunanya.

Jadi bisa disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. 

Laporan tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan bisnis oleh pengguna informasi tersebut.

Sejarah Perkembangan Akuntansi

Sistem pencatatan sudah ada dalam berbagai peradaban kurang lebih sejak tahun 3000 SM. Beberapa diantaranya seperti peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria juga Samaria, begitupun dengan peradaban Mesir, China, dan peradaban Yunani. Walaupun kala itu pencatatan belum dilakukan secara sistematis dan belum lengkap. 

Pada tahun 1494 Luca Pacioli menerbitkan buku yang berjudul, Summa de Arithmetica Geometria Proportioni et Proportionalita, bukuna berisi ilmu-ilmu pasti. Namun dalam buku itu ada bagian yang berisi mengenai pembukuan untuk para pengusaha. 

Bagian yang berisi pembukuan diberi judul Tractatus de Computis et Scriptorio, disitu digambarkan mengenai pembukuan berpasangan. Didalam bukunya dikatakan bahwa tujuan pembukuan adalah “untuk memberi  informasi yang tepat bagi para pedagang mengenai aset dan kewajibannya”. 

Debit (adebeo) dan kredit (credito) dipergunakan untuk melakukan pencatatan dengan cara berpasangan. Tiga buku yang digunakan untuk pencatatan yaitu memorandum, jurnal dan buku besar. Oleh karenanya Luca Pacioli dikenal sebagai Bapak Akuntansi Dunia.

Sejak tahun 1642, pembukuan di Indonesia mulai menerapkan Akuntansi setelah terbitnya UU Tanam Paksa. Para pengusaha swasta Belanda mulai banyak berinvestasi di Indonesia sehingga perkembangan usaha pun makin meningkat. 

Oleh karena itu, akuntansi makin dibutuhkan. Para pengusaha Belanda itu dalam sistem pembukuannya menggunakan sistem kontinental.

Pada saat pendudukan Jepang, Indonesia masih menggunakan sistem pembukuan kontinental karena masih banyak pengusaha yang memakai tenaga kerja berasal dari Belanda. Meskipun sedikit demi sedikit perannya pun mulai berubah dan berkurang.

Pembukuan mulai berkembang di Amerika sejak akhir abad ke 19, dan sering disebut dengan accounting (akuntansi). Sejalan dengan berkembangnya teknologi, pada pertengahan abad ke 20, mulai digunakan komputer sebagai pengolah data akuntansi. Itu menjadikan data akuntansi bisa diselesaikan dengan lebih baik dan efisien. 

Pada saat Indonesia sudah merdeka, sistem pembukuan kontinental masih digunakan. Hal itu karena lembaga Pendidikan Indonesia banak yang masih menggunakan tenaga pengajar dari Belanda. 

Baru setelah tahun 1960, pembukuan di Indonesia mulai menggunakan sistem Amerika, yaitu Anglo Saxon. Dikarenakan pembukuan ini dipandang lebih efisien dan juga lebih praktis. Berikut gambaran perkembangan akuntansi di Indonesia: 

  • Perkembangan akuntansi di Indonesia, dimulai sekitar 1642 tepatnya pada zaman VOC.
  • Pendudukan Jepang selama 1942 hingga 1945, sistem akuntansi masih menggunakan pola Belanda.
  • Pada tahun 1957, perkembangan akuntansi di Indonesia semakin pesat dengan dibentuknya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
  • Pada tahun 1973, IAI merumuskan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). 
  • Pada tanggal 1 Oktober 1994, IAI merevisi PAI dan mengubahnya menjadi SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
  • Pada tanggal 1 September 2007, SAK direvisi, berisi 59 PSAK (Pernyataan SAK), akuntansi syariah, dan 7 ISAK (Interpretasi SAK).

Kualitas Informasi Akuntansi

Informasi keuangan akan berguna apabila memenuhi dari tujuh kualitas berikut ini:

Relevan

Relevansi dari suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud pemakainya.

Dapat dimengerti

Informasi harus bisa dimengerti oleh penggunanya dan dinyatakan dalam bentuk maupun istilah yang telah disesuaikan dengan batas pengertian para pengguna.

Daya uji

Daya uji digunakan untuk meningkatkan manfaatnya, dengan cara menguji kebenaran informasi oleh para pengukur yang independen dengan mempergunakan metod pengukuran yang sama.

Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna dan tidak bergantung pada kebutuhan maupun keinginan pihak tertentu

Tepat waktu

Informasi harus bisa disampaikan sedini mungkin untuk digunakan sebagai landasan pengambilan keputusan ekonomi dan juga untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

Daya banding

Informasi akan lebih bermanfaat apabila bisa dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama ataupun dengan laporan keuangan perusahaan lain pada periode yang sama.

Lengkap

Informasi keuangan dikatakan lengkap apabila bisa memenuhi keenam tujuan kualitatif di atas dan bisa memenuhi standar pengungkapan dalam laporan keuangan.

Prinsip Akuntansi, Konsep Dasar Laporan Keuangan, dan Standar Akuntansi

1. Prinsip Akuntansi

Didalam menyusun informasi akuntansi, harus berpegang pada prinsip dasar  berikut ini:

a. Basis Akrual (Accrual Basic)

Basis akrual adalah pencatatan transaksi yang dicatat pada saat terjadinya peristiwa ekonomi

b. Kelangsungan Usaha (Business Continuity)

Dalam melakukan kegiatan usahanya tentunya perusahaan harus berupaya untuk melaksanakan kegiatan secara berkesinambungan atau terus-menerus.

c. Kesatuan Usaha (Business Entity)

Dimaksud disini yaitu perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan.

d. Pengaitan Biaya (Relevancy)

e. Harga Perolehan (Historical Cost)

Setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya pada saat kita membeli laptop, harga yang ditawarkan sebesar Rp 12.000.000,- setelah dilakukan tawar menawar dengan penjual maka didapat  dengan harga Rp 11.000.000,-. Dari peristiwa tersebut yang menjadi harga perolehan laptop adalah Rp 11.000.000,-, jadi yang dicatat dalam pencatatan adalah angka Rp 11.000.000,-

2. Konsep Dasar Laporan Keuangan

a. Konsep Entitas Usaha

Konsep entitas usaha menjadi penting karena membatasi data transaksi dalam sistem akuntansi, terhadap data yang memiliki hubungan langsung dengan kegiatan usaha. Konsep ini menginginkan adanya pemisahan tegas antara posisi perusahaan dengan pemilik. 

Bagi perusahaan perseorangan dan usaha bersama sepatutnya dibuat satu pos yang memberi penjelasan antara hubungan pemilik dan perusahaan, seperti rekening prive yang digunakan untuk pengambilan pribadi. Adapun pemindahan harta dari perusahaan ke pemilik harus melalui transaksi pembagian laba.

b. Konsep Kelangsungan Usaha

Konsep ini mengharuskan adanya landasan pemikiran, bahwa suatu perusahaan didirikan berdasarkan jangka waktu tak terbatas.

c. Konsep Dasar Keuangan 

Konsep ini menghendaki penyusunan laporan keuangan mempergunakan kesatuan unit keuangan setempat, misalnya: rupiah, dollar, dan sebagainya. Sehingga memiliki kesatuan pemahaman dari pembaca laporan keuangan.

d. Konsep Realisasi Penghasilan 

Konsep ini menegaskan bahwa realisasi penghasilan adalah pada saat terjadinya  penjualan ataupun penyerahan jasa, bukan ketika pembayarannya.

e. Konsep Harga Pokok 

Konsep ini mengharuskan adanya pengukuran aset sebesar nilai perolehan awal atau historical cost, dan pengakuan kewajiban sebesar nilai yang harus dibayar pada saat jatuh tempo.

f. Konsep Membandingkan antara Penghasilan dan Biaya 

Konsep ini menginginkan adanya ketetapan dalam membandingkan penghasilan satu periode buku, dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan tersebut. Penghasilan yang telah melebihi satu periode tidak diperbolehkan untuk dibandingkan dengan biaya yang melebihi satu periode.

g. Konsep Konsistensi 

Konsep ini mengharuskan penggunaan metode-metode secara tepat dari satu periode ke periode berikutnya. Bila terpaksa dilakukan perubahan dengan tujuan memberi manfaat pada laporan keuangan, maka harus diberikan penjelasan mengenai pengaruhnya terhadap laporan tersebut.

h. Konsep Penjelasan/ Pengungkapan 

Konsep ini mengharuskan agar laporan keuangan meliputi informasi yang diperlukan untuk penyajian yang terbuka, tujuannya tidak membuat pembaca keliru menafsir isi laporan keuangan tersebut.

i. Konsep Materialitas 

Materialitas adalah pelengkap dari konsep penjelasan. Dalam konsep ini menghendaki hal-hal yang bersifat material atau dianggap berbobot, baik secara jumlah maupun keadaannya, memerlukan penjelasan yang memadai.

j. Konsep Hati-hati

Dalam laporan keuangan tidak diperbolehkan menunjukkan aset diatas harga pokoknya, demikian pula kewajiban. Konsep ini menginginkan untuk meminimalisasi kecenderungan pencantuman modal, yakni dengan menetapkan bahwa laba ataupun penghasilan tidak bisa diakui sebelum direalisasi, sedangkan rugi atau kewajiban harus diakui begitu bisa diperkirakan.

k. Konsep Biaya

Ada dua yang meliputi konsep biaya, berikut diantaranya;

1) Konsep objektivitas 

Konsep ini menghendaki semua pos yang dicantumkan dalam laporan keuangan harus didukung pula oleh bukti-bukti yang objektif atau bukti yang bisa diterima kebenarannya.

2) Konsep unit pengukuran

Konsep ini menghendaki seluruh informasi utama didalam laporan keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang.

Itulah prinsip-prinsip dasar akuntansi yang harus menjadi acuan dalam pembuatan laporan keuangan. Sehingga proses kegiatan akuntansi mencakup tahapan-tahapan berikut ini.

a. tahap pencatatan transaksi, mencakup penyusunan atau pembuatan bukti-bukti pembukuan ataupun transaksi, baik itu transaksi internal maupun transaksi eksternal. Selanjutnya penjurnalan (journalizing), baik itu jurnal umum maupun jurnal khusus, dan pemindahbukuan (posting) ke buku besar, baik ke buku besar utama atau buku besar pembantu.

b. Tahap pengikhtisaran, mencakup neraca saldo, jurnal penyesuaian, kertas kerja, jurnal penutup, dan neraca saldo setelah penutupan. 

c. tahap penyajian laporan keuangan, mencakup penyajian Laporan Laba-Rugi (income statement), Pencatatan Penutup (closing entries), Penyajian Laporan Perubahan Modal/ Ekuitas (statement of changes in equity), Penyajian Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Penyajian Laporan Arus Kas (statement of cash flow), dan Pencatatan Pembalik (reversing entries) bila diperlukan.

Untitled Diagram

3. Standar Akuntansi

Standar akuntansi adalah prinsip-prinsip akuntansi yang sudah dipilih dan dituangkan dalam bentuk ketentuan resmi sebagai landasan utama praktik akuntansi di lingkungan atau negara tertentu. Lebih jelas mengenai hubungan antara Prinsip Akuntansi, Standar Akuntansi, dan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) bisa dilihat pada bagan berikut.


4. Pemakai Informasi Akuntansi

Ada banyak pihak yang membutuhkan dan menggunakan informasi akuntansi, yang dibagi menjadi:

a. Pihak internal

Pemakai informasi akuntansi internal biasanya merupakan pimpinan perusahaan atau manajer pada perusahaan.

b. Pihak eksternal

Pemakai informasi akuntansi eksternal bisa dirincikan lagi menjadi:

Pemilik

Pemilik membutuhkan informasi akuntasi untuk mengetahui posisi keuangan, melihat investasi, membandingkan jumlah rekening dengan periode sebelumnya dan prospek perusahaan di masa yang akan datang serta hasil yang bisa dicapai oleh perusahaannya.

Investor

Investor membutuhkan informasi akuntansi untuk menentukan keputusan dalam membeli, menahan, ataupun menjual investasi mereka dalam sebuah perusahaan.

Karyawan 

Karyawan membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam hal memberikan balas jasa, pensiun, dan kesempatan kerja.

Kreditor

Kreditor membutuhkan informasi akuntansi demi menilai kemampuan perusahaan dalam hal mengembalikan pinjaman dan bunganya sesuai dengan tanggal jatuh tempo.

Pemasok

Pemasok membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang atas pembelian barang yang dibeli perusahaan pada saat sebelum maupun sesudah jatuh tempo.

Pelanggan

Pelanggan membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kelangsungan usaha perusahaan.

Pemerintah

Pemerintah membutuhkan informasi akuntansi untuk mengatur aktivitas perusahaan, kebijakan pajak, dan dasar penyusun statistik pendapatan nasional.

Masyarakat

Masyarakat membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kontribusi perusahaan terhadap perekonomian nasional.


5. Profesi Akuntan

Profesi akuntan secara garis besar bisa digolongkan menjadi empat, berikut uraiannya:

Akuntan Intern 

Akuntan intern merupakan akuntan yang bekerja pada suatu perusahaan sebagai karyawan yang menjalankan fungsi akuntansi pada perusahaan tempatnya bekerja. 

Pekerjaannya mencakup audit intern, menyusun laporan keuangan, mendesain sistem akuntansi perusahaan, menyusun anggaran perusahaan, mengurus perpajakan, dan lain-lainnya.

Akuntan Publik 

Akuntan publik merupakan akuntan yang bekerja secara independent, yang menjalankan fungsi audit terhadap kewajaran dari laporan keuangan. Akuntan publik juga menjalankan proses akuntansi perusahaan klien berlandaskan SAP dan SPAP. 

Hasil dari audit laporan keuangan perusahaan ini nantinya berupa pernyataan yang dituangkan dalam laporan keuangan auditan.

Akuntan Pemerintah 

Akuntan pemerintah merupakan akuntan yang bekerja di departemen tertentu sebagai pegawai pemerintah. Dia menjalankan fungsi akuntansi demi kepentingan pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan BPKP (Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan). 

Lembaga pendidikan yang mempersiapkan tenaga akuntan pemerintah, contohnya Politeknik Keuangan Negara STAN. 

Akuntan Pendidik 

Akuntan pendidik merupakan akuntan yang bertugas mengajarkan dan juga mengembangkan disiplin ilmu akuntansi pada masyarakat melalui jalur pendidikan. Akuntan pendidik biasanya berprofesi sebagai dosen atau guru.


6. Bidang Akuntansi

Berdasarkan manfaat pemakaiannya, bidang akuntansi bisa dikelompokkan menjadi:

Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Bidang ini mengurus masalah pencatatan transaksi pada suatu perusahaan atau unit ekonomi, dan juga mengurus penyusunan laporan keuangan secara berkala dari catatan-catatan tersebut.

Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)

Bidang ini mengurus suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas.

Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Bidang ini memfokuskan pada penetapan dan pengendalian biaya, yang meliputi biaya selama proses produksi dan juga harga pokok dari barang yang telah selesai diproduksi.

Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Bidang ini memakai data historis ataupun data tafsiran untuk membantu manajemen dalam operasional sehari-hari begitupun dengan perencanaan operasi mendatang. Bidang ini juga mengolah permasalahan khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.

Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)

Bidang ini meliputi penyusunan surat pemberitahuan pajak serta memberikan pertimbangan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.

Akuntansi Anggaran (Budgeting)

Bidang ini memberikan gambaran rencana operasi keuangan pada suatu periode tertentu dan juga menyampaikan data perbandingan dari operasi sebenarnya dengan rencana yang sudah ditetapkan.

Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)

Bidang ini adalah bidang spesialisasi akuntansi yang bergerak dalam penyebaran pendidikan akuntansi pada masyarakat.

Akuntansi pemerintahan (Governmental Accounting)

Bidang ini memiliki hubungan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi ekonomi di lembaga-lembaga pemerintahan.

Akuntansi Sosial (Social Accounting)

Bidang ini berhubungan dengan pencatatan dan pelaporan mengenai perubahan sosial akibat kemajuan teknologi, ekonomi dan budaya.


7. Etika Profesi Akuntansi

Etika Profesi Akuntansi merupakan seperangkat standar sikap yang dipersiapkan secara praktis, realistis, dan idealis untuk para anggota profesi yang bersangkutan. Kode etik akuntan ada 8, yaitu:

a. Tanggung jawab profesi.

Mempergunakan pertimbangkan moral, melaksanakan peningkatan jasa, memelihara kepercayaan klien, dan meningkatkankan ilmunya.

b. Kepentingan publik.

Mengutamakan kepentingan pihak pengguna informasi akuntansi dan memelihara kepercayaannya.

c. Integritas.

Melakukan seluruh tugasnya secara bertanggung jawab dan profesional.

d. Objektivitas.

Memelihara objektivitasnya melalui sikap independen dan netral, serta bebas dari benturan kepentingan.

e. Kompetensi dan kehati-hatian professional.

Mencermati standar teknis dan etika profesi, mengembangkan kompetensi dan mutu pelayanan.

f. Kerahasiaan.

Menjaga kerahasiaan informasi yang didapat, tidak memberikan informasi tanpa ada persetujuan dari pihak pemilik informasi.

g. Perilaku profesional.

h. Standar teknis.

Sampai disini kita membahas Akuntansi sebagai sistem informasi, semoga bisa dipahami dengan sebaik-baiknya. Sampai ketemu pada pembahasan ekonomi lainnya.


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama