Budidaya Satwa Harapan : Jenis dan Contohnya

Satwa harapan adalah segala jenis hewan yang diharapkan mampu menghasilkan manfaat ekonomis maupun non ekonomis lainnya ketika dipelihara atau diternakkan.

Manfaat ekonomis dari budidaya satwa harapan adalah bisa membuka lapangan kerja baru dan bisa sebagai usaha yang menjanjikan. Sedangkan manfaat non ekonomisnya adalah dalam rangka melestarikan spesies agar bisa mencegah kepunahan satwa harapan tersebut.



Ulat sutera merupakan salah satu jenis satwa harapan yang bisa diternakkan. Manfaat ekonomis dari ulat sutera adalah berupa benang yang memiliki harga relative mahal. Sehingga secara ekomomis budidaya ulat sutera cukup menjanjikan.

Jenis Budidaya Satwa Harapan

Satwa harapan meliputi hewan bertulang belakang dan tidak bertulang belakang. Jenis satwa harapan yang tidak bertulang belakang yang sering dibudidaya antara lain; cacing, serangga, larva serangga, lebah madu dan masih banyak lagi.

Sedangkan ada banyak satwa harapan bertulang belakang yang dibudidaya, dari jenis unggas, reptil dan juga mamalia.

Dari jenis unggas komoditinya antara lain: lovebird, jalak, merpati, ayam jago dan lain-lain. Dari jenis reptil ang sering dibudidayakan seperti; kura-kura, buaya, ular, tokek dan lain-lain. Sedangkan dari jenis mamalia diantaranya tikus, kelinci, kucing dan masih banyak lagi.

Mengenal Budidaya Ulat Sutera

Ulat sutera merupakan satwa yang unik, karena hanya mau hidup ditempat yang tergolong tenang. Jika ulat lain punya warna yang beragam, ulat yang memiliki nama latin Bombyx Mori justru berwarna putih. Tubuh ulat sutera tidak memiliki bulu, jadi tidak membuat kulit gatal. 

Ada banyak jenis ulat sutera di dunia, jenis Bombyx mori merupakan yang paling banyak ditemui. Selain itu masih ada Attacus atlas (kupu gajah), ataupun Cricula trifenestra (kupu kenari). 

Sebelum menjadi kepompong, ulat sutera memiliki panjang badan hingga 10 cm dan diameter hingga 0,8 cm. Ulat ini juga mengalami metamorfosis sempurna, yang setiap setiap generasinya melewati 4 stadium, yakni telur, larva atau ulat, pupa, dan ngengat atau kupu-kupu. 



Pada tahapan awal yaitu stadium larva, ulat hanya memakan daun murbei segar yang tidak terkena bahan kimia apapun. Masa ini juga merupakan masa yang sangat penting untuk sintesis protein sutera dan pembentukan telur. 

Ulat sutera tidak bisa ditemukan bebas di alam Indonesia, karena bukan termasuk hewan tropis. Dikarenakan sifatnya ini, makanya budidaya ulat sutera tergolong susah-susah gampang. 

Syarat utama dari budidaya ulat sutera yaitu tersedianya pakan utama hewan ini yakni daun dari pohon murbei. Ulat sutera hanya bisa hidup dalam kondisi tenang atau tidak berisik, sehingga kandangnya harus ditempatkan jauh dari perkampungan dan jalan raya.

Selain itu ulat sutera juga tidak menyukai wangi-wangian. Tahapan budidaya ulat sutera tidak berbeda dengan serangga pada umumnya. Tahapan metamorfosis diawali dengan tahap telur, yang kemudian menjadi larva atau ulat. 

Pada tahap ulat, dibagi lagi menjadi 3 tahapan, yaitu larva 1, larva 2, dan larva 3. Bila semakin tua tahapannya, maka bentuk ulat akan semakin besar. Ketika ulat sudah mencapai larva tahap 3, ulat pun akan mengurangi makannya dan berubah menjadi pupa. 

Pada tahapan pupa inilah, ulat akan dibungkus dengan filamen halus dan panjang yang disebut dengan kokon, yang nantinya akan menjadi bahan pembuat benang sutera. 

Setelah kokon berumur antara 7 hingga 10 hari sudah tidajk bergerak lagi, yang akhirnya nanti akan menjadi imago atau kupu-kupu dewasa. Pada tahapan ini, peternak sudah bisa memanen kokon untuk selanjutnya diolah menjadi kain.


Namun bagi peternak bibit ulat sutera, atau breeder pupa maka popon akan dirawat terus hingga menjadi kupu-kupu dewasa.

Bombyx mori atau ulat sutera bisa dikelompokkan menjadi empat ras menurut asalnya, berikut ras-ras tersebut:

  1. Ras Jepang, mempunyai ciri bertelur banyak dan memiliki siklus hidup yang panjang; bentuk ulatnya kecil dan kokonnya berwarna kuning atau hijau berlekuk di tengah.
  2. Ras Cina, jenis ini peka terbadap kelembaban yang tinggi. Bentuk kokonnya jorong atau bulat panjang berwarna putih, kuning emas, kehijauan, atau ada juga yang merah jambu. Serat sutera ras Cina lebih halus dan mudah dipintal.
  3. Ras Eropa, memiliki telur dan ulat termasuk besar dan memiliki siklus hidup yang panjang. Kokonnya termasuk besar, punya lekukan kecil di tengah, putih dan serat suteranya panjang. Namun sayang, ras ini tidak tahan hidup di daerah panas.
  4. Ras Tropik, ras ini hidup baik di daerah tropis yang mampu bertahan terhadap suhu panas, dan kokonnya terrnasuk kecil. 

Sampai disini ya pembahasan kita mengenai budidaya satwa harapan dan masih banyak lagi contoh yang bisa dicari. Coba temukan minat satwa apa yang ingin dibudidayakan..


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama